Sejarah Seni Rupa
Indonesia
Sejarah memberi petunjuk kepada kita tentang terjadi nya rentetan peristiwa pada zaman yang telah lampau, peristiwa-peristiwa itu mungkin memberikan gambaran yang tersambung secara terus menerus, tetapi juga mungkin secara terputus-putus terhadap segala kehidupan manusia dan hasil karya seni nya di dunia. Oleh karena itu dari sejarah tersebut kita juga dapat mengetahui hasil-hasil budaya di masa lalu.
Kajian sejarah seni rupa menunjuk bahwa senirupasuatubangsatakdapatberkembangkalautidakmendapatpengaruhdariluar.Perkembangannyaselalumenunjukansebagaisuatupertumbuhandariawalkemudiantumbuh,
akhirnyamencapaititikpuncakataudenganistilahseniklasik.Olehkarenaitu di
duniainitidakada yang abadi,
makapencapaianpuncakinipunakanmengalamisaatterakhirnya, pada
suatusaatakanmengalamikelahirannyakembali (renaisance).
Jadidapatdikatakanbahwasejarahsenirupaadalahsuatucatatanperistiwaterjadinyaciptaanseni
visual duaatautiga dimensional dariwaktukewaktusecaraperiodesasi.
A. SIFAT – SIFAT UMUM SENI RUPA INDONESIA
1. Tradisional/statis: adanyakebudayaanagrarismengarah
pada bentukkesenian yang berpegang pada suatukaidah yang turuntemurun.
2. Progresif: Adanyakebudayaanmaritim. Kesenian Indonesia seringdipengaruhikebudayaanluar yang kemudian di padukandandikembangkansehinggamenjadimilikbangsa Indonesia sendiri.
3. BersifatKebinekaan: Indonesia terdiridaribeberapadaerahdengankeadaanlingkungandanalam yang berbeda, sehinggamelahirkanbentukungkapanseni yang beranekaragam.
4. BersifatSeniKerajinan: Kekayaanalam Indonesia yang menghasilkanbermacam – macambahanuntukmembuatkerajinan
5. Bersifat Non Realis: Latarbelakang agama asli yang primitifberpengaruh pada ungkapanseni yang selalubersifatperlambangan / simbolisme.
2. Progresif: Adanyakebudayaanmaritim. Kesenian Indonesia seringdipengaruhikebudayaanluar yang kemudian di padukandandikembangkansehinggamenjadimilikbangsa Indonesia sendiri.
3. BersifatKebinekaan: Indonesia terdiridaribeberapadaerahdengankeadaanlingkungandanalam yang berbeda, sehinggamelahirkanbentukungkapanseni yang beranekaragam.
4. BersifatSeniKerajinan: Kekayaanalam Indonesia yang menghasilkanbermacam – macambahanuntukmembuatkerajinan
5. Bersifat Non Realis: Latarbelakang agama asli yang primitifberpengaruh pada ungkapanseni yang selalubersifatperlambangan / simbolisme.
B. SENI RUPA PRASEJARAH INDONESIA
Zamanprasejarah (Prehistory)
adalahjamansebelumditemukansumber–sumberataudokumen–dokumentertulismengenaikehidupanmanusia.Latarbelakangkebudayaannyaberasaldarikebudayaan
Indonesia yang disebarkanolehbangsaMelayuTuadanMelayuMuda. Agama asli pada
waktuituanimismedandinamisme yang melahirkanbentukkeseniansebagai media upacara
(bersifatsimbolisme)
Jamanprasejarah Indonesia terbagiatas: JamanBatudanJamanLogam
Jamanprasejarah Indonesia terbagiatas: JamanBatudanJamanLogam
1. SeniRupaZamanBatu
2.
Zamanbatuterbagilagimenjadi: Jamanbatutua (Palaeolithikum), Jamanbatumenengah (Mesolithikum), Jamanbatumuda (Neolithikum), kemudianberkembangkeseniandaribatu di jamanlogamdisebutjamanmegalithikum (BatuBesar). Peninggalan–peninggalannyayaitu:
2.
Zamanbatuterbagilagimenjadi: Jamanbatutua (Palaeolithikum), Jamanbatumenengah (Mesolithikum), Jamanbatumuda (Neolithikum), kemudianberkembangkeseniandaribatu di jamanlogamdisebutjamanmegalithikum (BatuBesar). Peninggalan–peninggalannyayaitu:
a. SeniBangunan
Manusiaphaleolithikumbelummemilikitempattinggaltetap,
merekahidupmengembara (non modern) danberburuataumengumpulkanmakanan (food
gathering)
tanda–tandaadanyakaryasenirupadimulaidarizamanMesolithikum.Merekasudahmemilikitempattinggaldi
go –goa. Sepertigoa yang ditemukan di Sulawesi Selatan danIrian
Jaya.Jugaberuparumah – rumahpanggung di tepipantai, denganbukti–buktiseperti
yang ditemukan di pantai Sumatera Timurberupabukit – bukitkerang
(Klokkenmodinger) sebagaisisa–sisasampahdapurparanelayan
KemudianZamanNeolithikum, manusiasudahbisabercocoktanahdanberternak (food producting) sertabertempattinggaltinggal di rumah–rumahkayu/bambu
KemudianZamanNeolithikum, manusiasudahbisabercocoktanahdanberternak (food producting) sertabertempattinggaltinggal di rumah–rumahkayu/bambu
Pada zamanmegalithikumbanyakmenghasilkanbangunan–bangunandaribatu
yang berukuranbesaruntukkeperluanupacara agama, sepertipunden, dolmen,
sarkofaq, mejabatudan lain-lain
b. SeniPatung
Senipatungberkembang pada jamanNeolithikum,
berupapatung–patungnenekmoyangdanpatungpenolakbala, bergaya non realistis,
terbuatdarikayuataubatu.Kemudianzamanmegalithikumbanyakditemukanpatung–patungberukuranbesarbergayastatis
monumental dandinamispiktural
c. SeniLukis
Dari jamanMesolithikumditemukanlukisan–lukisan yang
dibuat pada dindingguasepertilukisangoa di Sulawesi Selatan danPantai Selatan
Irian Jaya.Tujuanlukisanuntukkeperluanmagisdan ritual,
sepertiadegangperburuanbinatanglambangnenekmoyangdan cap jari.Kemudian pada
jamanneolithikumdanmegalithikum, lukisanditerapkan pada bangunan–bangunandanbenda–bendakerajinansebagaihiasanornamentik
(motif geometris atau motif perlambang)
3. Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu,
Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti
ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat
dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
2) Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
2) Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)
C. SENI RUPA INDONESIA HINDU
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di
Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan
politik.Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian bercampur
(akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan feodal).
Proses akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap
dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
1. Ciri–Ciri Seni Rupa Indonesia Hindu
a) Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana
sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)
b) Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
c) Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)
d) Hasil akulturasi kebudayaan India dengan Indonesia
b) Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
c) Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)
d) Hasil akulturasi kebudayaan India dengan Indonesia
2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama
salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan
mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk
memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
Ø Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
Ø Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
Ø Candi Balai Kambang/Tirta: didirikan didekat/ditengah kolam, contoh candi Belahan
Ø Candi Pertapaan: didirikan di lereng–lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
Ø Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Ø Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
Ø Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
Ø Candi Balai Kambang/Tirta: didirikan didekat/ditengah kolam, contoh candi Belahan
Ø Candi Pertapaan: didirikan di lereng–lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
Ø Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian
Ø Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, bujur sangkar atau segi 20)
Ø Tubuh candi. Terdapat kamar–kamar tempat arca atau patung
Ø Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:
Ø Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah–tengah anak–anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
Ø Sistem membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia ) yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran
Ø Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, bujur sangkar atau segi 20)
Ø Tubuh candi. Terdapat kamar–kamar tempat arca atau patung
Ø Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:
Ø Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah–tengah anak–anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
Ø Sistem membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia ) yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran
2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang
banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri
dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
Ø Halaman depan terdapat balai pertemuan
Ø Halaman tengah terdapat balai saji
Ø Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
Ø Pura agung, didirikan di komplek istana
Ø Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
Ø Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
Ø Pura laut, didirikan di tepi pantai
Ø Halaman depan terdapat balai pertemuan
Ø Halaman tengah terdapat balai saji
Ø Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
Ø Pura agung, didirikan di komplek istana
Ø Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi
Ø Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
Ø Pura laut, didirikan di tepi pantai
3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan–bangunan yang terdapat di komplek
puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan
gigi (Balain Munde) dsb
b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan dari
Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma
Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut keDewaan
(laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat, bertangan
empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu laksananya
adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu,
(nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
Ø Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
Ø Diantara keningnya terdapat titik (urna)
Ø Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
Ø Terdapat juga kerutan di leher
Ø Memakai jubah sanghati
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
Ø Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
Ø Diantara keningnya terdapat titik (urna)
Ø Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
Ø Terdapat juga kerutan di leher
Ø Memakai jubah sanghati
c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari
gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa.Oleh sebab itu
Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan
motif flora dan fauna serta mahluk azaib.
Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3
dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
Ø Hiasan mahkota pada atap candi
Ø Hisana menara sudut pada setiap candi
Ø Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
Ø Hiasan makara, simbar filaster,dll
2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
Ø Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara
Ø Hiasan flora dan fauna
Ø Hiasan pola geometris
Ø Hiasan makhluk khayangan
Ø Hiasan mahkota pada atap candi
Ø Hisana menara sudut pada setiap candi
Ø Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
Ø Hiasan makara, simbar filaster,dll
2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
Ø Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara
Ø Hiasan flora dan fauna
Ø Hiasan pola geometris
Ø Hiasan makhluk khayangan
3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha
a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Tengah, terbagi
atas:
1) Zaman Wangsa Sanjaya
Candi – candi hanya didirikan di daerah pegunungan. Seni patungnya merupakan perwujudan antara manusia dengan binatang (lembu atau garuda)
Candi – candi hanya didirikan di daerah pegunungan. Seni patungnya merupakan perwujudan antara manusia dengan binatang (lembu atau garuda)
2) Zaman Wangsa Syailendra
Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan
Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur
Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan
Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur
b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur, terbagi
atas:
1) Jaman Peralihan
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda–tanda gaya seni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda–tanda gaya seni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi. Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India, tetapi sudah diterapkan proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga
2) Zaman Singasari
Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.
Pada seni bangunannya sudah benar – benar meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.
3) Jaman Majapahit
Candi–candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dan lain-lain.
Candi–candi Majapahit sebagian besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dan lain-lain.
Kemudian pada seni patungnya sudah tidak lagi
memperlihatkan gaya klasik Jawa Tengah, melainkan gaya magis monumental yang
lebih menonjolkan tradisi Indonesia seperti tampak pada raut muka, pakaian
batik dan perhiasan khas Indonesia. Selain patung dari batu juga dikelan patung
realistic dari Terakotta (tanah liat) hasil pengaruh darin Campa dan China,
contohnya patung wajah Gajah Mada
c. Seni Rupa Bali Hindu
Di Bali jarang ditemukan candi sebab masyarakatnya tidak
mengenal Kultus Raja.Seni bangunan utama di Bali adalah Pura dan Puri.Pura
sebagai bangunan suci tetapi di dalamnya tidak terdapat patung perwujudan Dewa
karena masyarakat Bali tidak mengenal an-Iconis yaitu tidak mengebal patung
sebagai objek pemujaan, adapun patung hanya sebagai hiasan saja.
4. Perbedaan Gaya Seni Jawa Tengah Dengan Jawa Timur
a. Perbedaan struktur bangunan candi
Ø Candi Jateng terbuat dari batu adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari batu bata
Ø Candi Jateng bentuknya tambun, sedangkan di Jatim bentuknya ramping
Ø Kaki candi Jateng tidak berundak sedangkan di Jatim berundak
Ø Atap candi Jateng pendek, sedangkan di Jatim lebih tinggi
Ø Kumpulan candi di Jateng dengan system konsentris, sedangkan di Jatim dengan sistem membelakangi
Ø Candi Jateng terbuat dari batu adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari batu bata
Ø Candi Jateng bentuknya tambun, sedangkan di Jatim bentuknya ramping
Ø Kaki candi Jateng tidak berundak sedangkan di Jatim berundak
Ø Atap candi Jateng pendek, sedangkan di Jatim lebih tinggi
Ø Kumpulan candi di Jateng dengan system konsentris, sedangkan di Jatim dengan sistem membelakangi
b. Perbedaan pada seni patungnya
Ø Patung – patung di Jateng hanya sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan manusia bisaa
Ø Seni patung Jateng bergaya simbolis realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman Majapahit bergaya magis monumental
Ø Prambandala (lingkaran kesaktian) pada patung Jateng terdapat pada bagian belakang kepala, sedangkan di Jatim terdapat di bagian belakang seluruh tubuh menyerupai lidah api
Ø Pakaian Raja / Dewa pada seni patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas Indonesia seperti pakaian batik, selendang dan ikat kepala
Ø Patung – patung di Jateng hanya sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan manusia bisaa
Ø Seni patung Jateng bergaya simbolis realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman Majapahit bergaya magis monumental
Ø Prambandala (lingkaran kesaktian) pada patung Jateng terdapat pada bagian belakang kepala, sedangkan di Jatim terdapat di bagian belakang seluruh tubuh menyerupai lidah api
Ø Pakaian Raja / Dewa pada seni patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas Indonesia seperti pakaian batik, selendang dan ikat kepala
c. Perbedaan hiasan candi
Ø Hiasan adegan cerita pada candi Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi)
Ø Adegan cerita pada candi Jateng hanya tentang Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan cerita asli Indonesia, misalnya cerita Panji
Ø Motif hias pada candi di Jateng bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias asli Indonesia sperti motif penawakan dan gunungan serta perlambangan
Ø Hiasan pada candi di Jatim lebih padat dan dipusatkan pada seni Cina seperti motif awan dan batu karang
Ø Hiasan adegan cerita pada candi Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi)
Ø Adegan cerita pada candi Jateng hanya tentang Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan cerita asli Indonesia, misalnya cerita Panji
Ø Motif hias pada candi di Jateng bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias asli Indonesia sperti motif penawakan dan gunungan serta perlambangan
Ø Hiasan pada candi di Jatim lebih padat dan dipusatkan pada seni Cina seperti motif awan dan batu karang
D. SENI RUPA INDONESIA ISLAM
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh
para pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka menyebarkan ajaran Islam
sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi
kebudayaan
Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di
istana – istana sebagai media pengabdian kepada para penguasa (Raja/Sultan)
kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun berperan
dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam
disampaikan dengan media seni wayang
1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di
istana sebagai media pengabdian kepada Raja/sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
c. Berperan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
c. Berperan
2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam
a. Seni Bangunan
1) Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
2) Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan.Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan.Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
3) Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup
b. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah.
Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari
rangkaian ayat–ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi
dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli
c. Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk
hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan)
atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan
E. SENI RUPA INDONESI MODERN
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk
dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat /
Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk
melepaskan diri dari penjajahan
1. Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807
– 1880), seorang seniman Indonesia yang belajar kesenian di eropa dan
sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh
dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern
2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu
Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain – lain. Ada
beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini antara lain:
Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan
tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S.
Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira
Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman
Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia
4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam kelompok
– kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dan lain-lain.
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dan lain-lain.
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi Seni
Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi Seni Rupa
Indonesia) yang dipelopori oleh RJ.Katamsi, kemudian di Bandung berdiri
Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang
dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan
Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan
sekarag pada tingat SLTA
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang
berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka,
Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dan lain-lain
F. ALIRAN–ALIRAN SENI LUKIS
Aliran seni lukis muncul di eropa pada abd ke 19 yang
dipengaruhi oleh pesatya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan
teori–teori baru itu kemudian dijadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan
kelompok pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau faham dalam seni:
1. Kalsisisme, cirinya: Objek lukisan seperti
dibuat–buat dekoratif, berkesan indah dan elok. Tokohnya: Watteau, Ringaud,
Viee Lebrun, Fragnorad dan Marisot Boucher
2. Neoklasisisme, cirinya objek lukisan sekitar lingungan istana dan tokoh agama, bersifat intelektual dan akademis.Semua bentuk dibatasi dengan garis nyata, berkesan tenang dan agung.Pelopornya Louis Davis kemudian dilanjutkan oleh Ingres
3. Romantisme, cirinya: bertemakan tentang cerita yang dahsyat atau kegemilangan sejarah dan peristiwa yang menggugah perasaan, emosional kaya dengan warna dan kontras cahaya, kesan gerak lebih menonjol bahkan melebihi kejadian sebenarnya. Tokohnya: Teodore Gericault, Delaxroix, Cemille Corot, Rouseau. Millet dll
4. Realisme, cirinya: mengungkapkan kejadian yang sebenarnya dengan objek lukisan tentang rakyat jelata, kemiskinan atau kepahitan hidup, penderitaan dan kesibukan – kesibukan, tokohnya Gustave Courbet dan George Hendrik Breitner
5. Naturalisme, cirinya: melukis objek alam / pemandangan secara visual (forografis) tanpa ada penafsiran lain. Pelukisnya; Rudolf Bonnet, Le Mayeur, R. Locatelli dab Albercth Durer
6. Improsionisme, cirinya: melukis kesan alam secara langsung dan cepat berdasarkan kaidah hukum cahaya, garis kontur / blabar dan kaya dengan warna, pelukisnya : Claude Monet, Degas, Pisarro dll
7. Pointilisme, cirinya: melukis dengan teknik bintik – bintik kecil untuk menampilkan efek cahaya dan warna, pelukisnya Seurat
8. Ekspresionisme, cirinya : hasil ungkapan emosi dan perasaan objeknya menyimpang dari bentuk alam, spontanitas dan kecepatan dalam melukis dana menggunakan warna secara murni. Pelopornya ialah Vincent, Van Gogh dan para pengikutnya: Emil Nolde, Karl Scmidt dan Mondesohn
9. Kubisme, ada dua jenis yaitu Kubisme Analitis cirinya objek lukisan menyerupai susunan balok / kubus yang berkesan 3 dimensi, dan kubisme sintesis cirinya objek lukisan menyerupai susunan bidang trasparan yang berkesan 2 dimensi. Pelukisnya Pablo Picasso, George Braque, Jan Gris, dan Fernand Leger
10. Futurisme, cirinya: menampilkan kesan gerak pada objek dengan cara pengulangan bentuk yang berubah – rubah arah. Pelukisnya: G. Balla, Severini, dan Carlo Carra
11. Abstrak, cirinya melukis hasil ungkapan batin yang tidak ada identifikasinya di dunia nyata dengan mempergunakan kesatuan garis, bidang, warna dan unsur seni rupa lainnya.Pelukisnya : Wassily Kadinsky, Piet Mondrin dan Malevich
12. Dadaisme, cirinya: lukisan seperti kekanak – kekanakan, nihilistic, naïf, lucu, menolak hukum seni dan keindahan. Pelopornya Paul Klee
13. Surrealisme, cirinya: objek lukisan tampak aneh dan asing seolah – olah hanya terdapat di alam impian , pelukisnya Salvador dali, Marc Ghagall Joan Miro dll.
14. Pop Art, cirinya: berkesan seolah – olah sindiran, karikatur, humor dan apa adanya dari objek aa saja dapat ditampilkan walaupun tidak lajim dalam karya seni, senimannya Tom Waselman, Cristo dan lain – lain
15. Optical Art, cirinya: termasuk seni non objektif dengan menampilkan bentuk – bentuk geometris atau garis – garis yang diulang secara teratur rapih dan terperinci dengan warna – warna cemerlang pelukisnya: Jackson Pollok, William de Kooning dan Andy Warhol
2. Neoklasisisme, cirinya objek lukisan sekitar lingungan istana dan tokoh agama, bersifat intelektual dan akademis.Semua bentuk dibatasi dengan garis nyata, berkesan tenang dan agung.Pelopornya Louis Davis kemudian dilanjutkan oleh Ingres
3. Romantisme, cirinya: bertemakan tentang cerita yang dahsyat atau kegemilangan sejarah dan peristiwa yang menggugah perasaan, emosional kaya dengan warna dan kontras cahaya, kesan gerak lebih menonjol bahkan melebihi kejadian sebenarnya. Tokohnya: Teodore Gericault, Delaxroix, Cemille Corot, Rouseau. Millet dll
4. Realisme, cirinya: mengungkapkan kejadian yang sebenarnya dengan objek lukisan tentang rakyat jelata, kemiskinan atau kepahitan hidup, penderitaan dan kesibukan – kesibukan, tokohnya Gustave Courbet dan George Hendrik Breitner
5. Naturalisme, cirinya: melukis objek alam / pemandangan secara visual (forografis) tanpa ada penafsiran lain. Pelukisnya; Rudolf Bonnet, Le Mayeur, R. Locatelli dab Albercth Durer
6. Improsionisme, cirinya: melukis kesan alam secara langsung dan cepat berdasarkan kaidah hukum cahaya, garis kontur / blabar dan kaya dengan warna, pelukisnya : Claude Monet, Degas, Pisarro dll
7. Pointilisme, cirinya: melukis dengan teknik bintik – bintik kecil untuk menampilkan efek cahaya dan warna, pelukisnya Seurat
8. Ekspresionisme, cirinya : hasil ungkapan emosi dan perasaan objeknya menyimpang dari bentuk alam, spontanitas dan kecepatan dalam melukis dana menggunakan warna secara murni. Pelopornya ialah Vincent, Van Gogh dan para pengikutnya: Emil Nolde, Karl Scmidt dan Mondesohn
9. Kubisme, ada dua jenis yaitu Kubisme Analitis cirinya objek lukisan menyerupai susunan balok / kubus yang berkesan 3 dimensi, dan kubisme sintesis cirinya objek lukisan menyerupai susunan bidang trasparan yang berkesan 2 dimensi. Pelukisnya Pablo Picasso, George Braque, Jan Gris, dan Fernand Leger
10. Futurisme, cirinya: menampilkan kesan gerak pada objek dengan cara pengulangan bentuk yang berubah – rubah arah. Pelukisnya: G. Balla, Severini, dan Carlo Carra
11. Abstrak, cirinya melukis hasil ungkapan batin yang tidak ada identifikasinya di dunia nyata dengan mempergunakan kesatuan garis, bidang, warna dan unsur seni rupa lainnya.Pelukisnya : Wassily Kadinsky, Piet Mondrin dan Malevich
12. Dadaisme, cirinya: lukisan seperti kekanak – kekanakan, nihilistic, naïf, lucu, menolak hukum seni dan keindahan. Pelopornya Paul Klee
13. Surrealisme, cirinya: objek lukisan tampak aneh dan asing seolah – olah hanya terdapat di alam impian , pelukisnya Salvador dali, Marc Ghagall Joan Miro dll.
14. Pop Art, cirinya: berkesan seolah – olah sindiran, karikatur, humor dan apa adanya dari objek aa saja dapat ditampilkan walaupun tidak lajim dalam karya seni, senimannya Tom Waselman, Cristo dan lain – lain
15. Optical Art, cirinya: termasuk seni non objektif dengan menampilkan bentuk – bentuk geometris atau garis – garis yang diulang secara teratur rapih dan terperinci dengan warna – warna cemerlang pelukisnya: Jackson Pollok, William de Kooning dan Andy Warhol
Unsur Unsur Seni Rupa
Ada beberapa unsur yang menjadi
dasar terbentuknya wujud seni rupa, yaitu : titik, garis, bidang, bentuk, warna,
dan tekstur.
Titik
Titik adalah unsur seni rupa dua
dimensi yang paling dasar (esensial), dari sebuah titik dapat dikembangkan
menjadi garis atau bidang. sebuah gambar dalam bidang gambar akan berawal dari
sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik juga.
.
Titik
Garis
Garis adalah suatu hasil goresan
nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. Garis bisa
panjang, pendek, tebal, tipis, lurus, melengkung, berombak, vertikal,
horizontal, diagonal, patah-patah, putusputus, dan sebagainya. Berbagai macam
garis tersebut memiliki karateristik yang berbeda-beda.seperti; keras, kokoh,
stabil, lembut, dinamis, gerak, dan masih banyak lagi. Dengan media garis ini
dapat dibuat tulisan, gambar, coretan, simbol, dan lain-lain, sehingga garis menjadi
unsur utama dalam seni rupa.
Bidang
Bidang merupakan suatu area yang
dibuat oleh garis, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas serta mempunyai
kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Bentuk bidang sangat bervariaisi,
dapat geometris, organis, bersudut, tak teratur, dan bulat. Bidang-bidang yang
datar tersebut apabila disusun seolah-olah membentuk kesan tiga dimensi.
Bentuk
Titik, garis, atau bidang akan
menjadi bentuk apabila terlihat. Sebuah titik betapapun kecilnya pasti
mempunyai raut, ukuran, warna, dan tekstur. Bentuk ada dua macam, yaitu:
• Bentuk dua dimensi yang
memiliki dimensi panjang dan lebar
• Bentuk tiga dimensi yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tebal/volume.
• Bentuk tiga dimensi yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tebal/volume.
Warna
Warna merupakan kesan yang
ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata, oleh karena itu warna tidak akan
terbentuk jika tidak ada cahaya.
Secara umum warna dapat
digolongkan menadi tiga kelompok utama, yaitu:
1). Warna primer: merah, biru, dan
kuning
2). Warna sekunder: warna hasil campuran yang seimbang antara warna primer dengan warna primer.
2). Warna sekunder: warna hasil campuran yang seimbang antara warna primer dengan warna primer.
• warna ungu (violet) campuran
merah dan biru,
• warna orange campuran warna merah dan kuning, dan
• warna hijau campuran warna kuning dan biru.
• warna orange campuran warna merah dan kuning, dan
• warna hijau campuran warna kuning dan biru.
3). Warna tersier: merupakan hasil
campuran warna sekunder dengan warna primer.
• warna merah ungu campuran warna
merah dengan ungu
• warna ungu biru campuran warna ungu dengan biru
• warna hijau biru campuran warna hijau dengan biru
• warna kuning hijau campuran warna kuning dengan hijau
• warna orange kuning campuran warna orange dengan kuning
• warna merah orange campuran warna merah dengan orange
• warna ungu biru campuran warna ungu dengan biru
• warna hijau biru campuran warna hijau dengan biru
• warna kuning hijau campuran warna kuning dengan hijau
• warna orange kuning campuran warna orange dengan kuning
• warna merah orange campuran warna merah dengan orange
Disamping itu juga dikenal dengan
istilah warna komplementer, yaitu dua warna yang terletak tepat berseberangan
atau berhadapan pada garis lurus yang ditarik melalui titik pusat lingkaran warna.
Beberapa warna komplementer:
• Warna merah komplemen dengan
warna hijau
• Warna kuning komplemen dengan warna ungu (violet)
• Warna biru komplemen dengan warna orange
• Warna kuning komplemen dengan warna ungu (violet)
• Warna biru komplemen dengan warna orange
Lingkaran Warna
Dari sekian banyak warna, dapat
dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang
System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :
a. Hue, adalah istilah yang
digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau
dsb.
b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
c. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
b. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
c. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
Tekstur
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan baik nyata maupun semu,
bisa halus, kasar, licin, dan sebagainya.
Berdasarkan hubungannya dengan
indera penglihatan, tekstur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tekstur nyata, yaitu tekstur
yang jika diraba maupun dilihat secara fisik tersa kasar dan halusnya.
b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak memiliki kesan yang sama antara yang dilihat dan diraba. Tekstur semu terjadi karena kesan perspektif dan gelap terang.
b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak memiliki kesan yang sama antara yang dilihat dan diraba. Tekstur semu terjadi karena kesan perspektif dan gelap terang.
Prinsip penyusunan unsur seni
rupa
Beberapa prinsip dalam mengolah
seni rupa dasar secara umum adalah sebagai berikut:
• Kesatuan (unity)
Merupakan paduan dari berbagai unsur seni rupa yang membentuk suatu konsep sehingga memberikan kesan satu bentuk yang utuh.
Merupakan paduan dari berbagai unsur seni rupa yang membentuk suatu konsep sehingga memberikan kesan satu bentuk yang utuh.
• Simetri (symetry)
Menggambarkan dua atau lebih unsur yang sama dalam suatu susunan yang diletakkan sejajar atau unsur-unsur di bagian kiri sama dengan bagian kanan.
Menggambarkan dua atau lebih unsur yang sama dalam suatu susunan yang diletakkan sejajar atau unsur-unsur di bagian kiri sama dengan bagian kanan.
• Irama,(rhythm)
Merupakan suatu pengulangan unsur-unsur seni rupa (garis, bentuk, atau warna) secara berulang (terus menerus), teratur, dan dinamis.
Merupakan suatu pengulangan unsur-unsur seni rupa (garis, bentuk, atau warna) secara berulang (terus menerus), teratur, dan dinamis.
• Keseimbangan (balance)
Merupakan penempatan unsur-unsur seni rupa ( warna, bidang, bentuk) dalam suatu bidang baik secara teratur maupun acak. Keseimbangan dapat diwujudkan melalaui penyusunan unsur seni rupa yang simetris maupun asimetris. Keseimbangan memberikan tekanan pada stabilitas.
Merupakan penempatan unsur-unsur seni rupa ( warna, bidang, bentuk) dalam suatu bidang baik secara teratur maupun acak. Keseimbangan dapat diwujudkan melalaui penyusunan unsur seni rupa yang simetris maupun asimetris. Keseimbangan memberikan tekanan pada stabilitas.
• Harmoni (harmony)
Merupakan keselarasan paduan unsur-unsur seni rupa yang berdampingan, sedang hal sebaliknya (bertentangan) disebut kontras. Harmoni terbentuk karena adanya unsure keseimbanganm keteraturan, kesatuan, dan keterpaduan yang masing-masing saling mengisi
Merupakan keselarasan paduan unsur-unsur seni rupa yang berdampingan, sedang hal sebaliknya (bertentangan) disebut kontras. Harmoni terbentuk karena adanya unsure keseimbanganm keteraturan, kesatuan, dan keterpaduan yang masing-masing saling mengisi
Aliran-Aliran Dalam Seni Rupa
PENGERTIAN
Istilah aliran disebut juga isme/paham/pandangan.
Latar belakang munculnya aliran:
·
Aliran-aliran dalam seni rupa muncul akibat
munculnya bentuk kreatifitas seniman dalam memilih dan mengolah objek, bahan,
teknik dan gaya.
·
Bagi seniman besar munculnya kebosanan terhadap
suatu aliran
SEJARAH KEMUNCULAN
Pada abad ke 17 di Eropa, kaum bangsawan, kelompok menengah
dan gereja sebagai patron bidang kesenian. Seni berkembang mejadi lebih realistik
dan narturalistik serta langsung menyentuh perasaan pengamatnya, serta
ukurannya besar, gaya ini disebut sebagai gaya
Baroque. Di Italia tokohnya dalam seni lukis adalah Caravaggio,
Diego Velazquez, dalam seni patung Gianlorenzo Bernini terkenal dengan
patungnya The Ecstacy of St
Teresa. Di belahan Utara
Eropa ada pelukis ternama Paul Rubens dari Antwerp dengan lukisannya The ssumption of the Virgin, dan di Belanda ada Rembrant
terkenal dengan teknik chiaroscuro dan fumatonya. Selain dalam bidang
seni lukis dan patung, dalam bidang seni arsitektur juga berkembang pesat,
dengan munculnya orang kaya baru bekerjasama dengan pihak gereja, mereka senang
membuat istana, gereja dan bangunan-bangunan besar yang indah.
Akhir zaman Barocque disebut zaman Racoco, pada zaman ini formalisme dalam
lukisan ditinggal, para seniman berupaya melepaskan diri dari aturan-aturan
akademis dalam membuat komposisi. Ciri dari karya seni lukis zaman ini adalah
suasana gembira tentang keadaan yang indah dengan manusia-manusia cantik di
alam dan komposisi dinamis dari obyek yang dilukiskan.
MACAM-MACAM ALIRAN SENI RUPA
1.
ALIRAN KLASIKISME
·
Yaitu aliran yang berpandangan padaupaya penggalian kembali
ide-ide estetik jaman klasik yunani dan romawi
·
Ciri-ciri;
kemegahan
idealisme
komposisi statis
suasana mencekam
sedikit menampilkan objek
Seniman pelopor;
jacques-louis davis
“the oath of horaty”
leonardo davinci
“ monalisa”
2.
ALIRAN NATURALISME
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa yang
berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam (nature).
Ciri-ciri;
proporsi,keseimbangan, perspektf, pewarnaan menyerupai aslinya
Seniman pelopor;
Rembrant, Williamn Hogart dan Frans Hall di Indonesia yang
menganut corak ini : Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir
Anom dan Trubus.
3.
ALIRAN REALISME
Realisme adalah corak seni rupa yang menggambarkan kenyataan yang
benar-benar ada, artinya yang ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana dari
kenyataan tersebut
Ciri-ciri;
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan
biasanya memprihatinkan, sepert kemiskinan, gelandangan, pengemis dll
Seniman pelopor;
Gustove Corbert, Fransisco de Goya dan Honore Daumier.
4.
ALIRAN ROMANTISME
Aliran ini melukiskan cerita-cerita romantis tentang tragedy yang
dahsyat, kejadian dramatis yang biasa ditampilkan dalam cerita roman
Ciri-ciri;
penggambaran emosi yg memuncak
Penuh dinamika
Penggambaran peristiwa yang dramatis
Tokoh pelopor;
Eugene delacroik
5.
ALIRAN IMPRESIONISME
Aliran ini mengutamakan kesan selintas dari suatu obyek yang
dilukiskan. Kesan itu didapat dari bantuan sinar matahari yang merefleksi ke
mata mereka
Ciri-ciri;
Karya tidak mendetail hanya kesan tanpa garis penegas
obyek yang dihasilkan agak kabur
Seniman pelopor;
Claud monet
6.
ALIRAN EKSPRESIONISME
Ekspresionisme adalah aliran yang mengutamakan curahan batin
secara bebas (kesedihan dll)atau melukis dengan goresan garis dan warna yang
tampak spontan, tegas, cepat dan dinamis/penuh gerak
Tokoh pelopor;
Vincent van gogh, afandi (ekspresionisme plototan
7.
ALIRAN KUBISME
Kubisme lahir pada saat pameran retpektif Cezanne yakni pada tahun
1907. Corak ini menggambarkan alam menjadi bentuk-bentuk geometris seperti
segitiga, segi empat, lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak
Seniman pelopor;
Pablo picasso, paul cezane
8.
ALIRAN ABSTRAKISME
Melukis dengan tidak menggambarkan objek alam secara nyata karena
banyak ditentukan ide pelukisnya. Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa
yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk,
dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam
Seniman pelopor;
Jackson pollock, piet mondrian
9.
ALIRAN DADAISME
Melukis dengan cara menyajikan karya artistic dari bentuk yang
seram, magic,mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan hal
yang main-main
Ciri-ciri;
Dominasi warna hitam, merah putih hijau dengan pewarnaan primer,
tajam dan kontras
Cenderung menggambarkan kembali kearah primitif, kuno, magic,
main-main, naïve
Seniman pelopor;
paul gauguin, paul klee
10. ALIRAN SUREALISME
Melukis hal-hal yang khayal seperti alam mimpi, sehingga banyak
menampilkan hal-hal yang aneh dan ajaib yang ada diluar kesadaran
Seniman pelopor;
Salvador dalli
11. ALIRAN FAUVISME
Ciri khas seni lukisannya ialah warna-warna yang liar. Des fauves
dalam bahasa Perancis artinya binatang liar.
Tokoh-tokoh aliran ini : Henry Matisse, Andre Dirrain, Maurice de Vlamink, Rauol Dufi dan Kess Van Dongen.
Tokoh-tokoh aliran ini : Henry Matisse, Andre Dirrain, Maurice de Vlamink, Rauol Dufi dan Kess Van Dongen.
12. ALIRAN FUTURISME
Melukis dengan berusaha menampilkan kedinamisan dan berusaha
mengutarakan gerak serta khayalan masa mendatang.
Seniman pelopor;
Marcel duschamp
“nude descending a saircase” Umberto, Boccioni, Carlo Cara,
Severini, Gioccomo Ballad an Ruigi Russalo.
13. ALIRAN POP ART
Seni Pop atau Pop Art mula-mula berkemang di Amerika pada tahun
1956. nama aslinya adalah Popular Images. Seni ini muncul karena kejenuhan
dengan seni tanpa obyek dan mengingatkan kita akan keadaaan sekeliling yang
telah lama kita lupakan. Dalam mengambil obyek tidak memilih-milih, apa yang
mereka jumpai dijadikan obyek. Kesan umum dari karya-karya Pop art menampilkan
suasana sindiran, karikaturis, humor dan apa adanya.
Tokoh senimannya;
Tom Wasselman, dll
14. INSTALASI
Seni instalasi/ seni pemasangan yaitu seni yang dalam kegiatannya
memasang, menyatukan, dan mengkonstruksi sejumlah benda yang dianggap bisa
merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu
Seniman pelopor; cristo
( ia membuat pagar dengan kain berkilo-kilo meter panjangnya di
gurun pasir)
ConversionConversion EmoticonEmoticon